Bangun Harmoni Lewat Kesetiakawanan Sosial
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan kepada bangsa Indonesia untuk bersama-sama membangun harmoni kehidupan berbangsa dengan kesetiakawanan sosial nasional. Sejumlah tantangan kompleks yang muncul-termasuk potensi konflik yang ditimbulkan oleh dorongan globalisasi dan pembangunan-dapat diatasi dan diredam melalui semangat kesetiakawanan sosial nasional, yang ironisnya mulai ditinggalkan.
"Kesetiakawanan sosial nasional adalah pilar utama untuk mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera. Dituntut kepedulian dan ketenggangrasaan yang merupakan watak dasar bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Sayangnya kata kesetiakawanan sosial jarang terdengar. Ini ironis. Dalam menghadapi tantangan kehidupan, dituntut kebersamaan, persaudaraan, dan kesetiakawanan," ujar Presiden Yudhoyono dalam sambutan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Senin (20/12).
Presiden lantas menyebutkan tantangan kompleks yang kini dihadapi bangsa dan membutuhkan kesetiakawanan sosial. Globalisasi, katanya, selain memberikan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif berupa individualisme. Pembangunan selain membawa kesejahteraan juga memunculkan kesenjangan sosial dan marginalisasi warga negara.
"Masih ada sekitar 9,5 juta penganggur dan lebih dari 35 juta rakyat miskin. Konflik di sejumlah daerah seperti di Aceh, Papua, Maluku, dan Sampit adalah tantangan yang kita hadapi. Dengan kesetiakawanan sosial, kita berharap harmoni kehidupan dapat dibangun. Kesetiakawanan sosial juga akan membuat trauma karena konflik dapat dihilangkan," ujarnya.
"Tidak mudah mendefinisikan kesetiakawanan sosial. Tetapi, di dalamnya terkandung ciri-ciri penting, yaitu kepedulian, solidaritas, rasa sepenanggungan, kasih sayang, kebersamaan, ketulusan. Bagi yang mampu, kesetiakawanan sosial menuntut uluran tangan kepada yang tidak mampu," ujarnya disambut tepuk tangan meriah ratusan peserta upacara.
Usai sambutan, Presiden Yudhoyono-yang didampingi istrinya, Kristiani Herawati Yudhoyono-memukul kentongan bambu sebagai tanda pencanangan kesetiakawanan sosial sebagai nurani bangsa. Hadir dalam acara ini Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Alwi Shihab, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, sejumlah menteri, para gubernur, bupati, dan wali kota. (INU)
Sumber: Kompas, Selasa 21/12/04 ed by KS
Sunday, November 21, 2010
Sunday, October 31, 2010
Tugas ISD
- Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, adapt istiadat, tradisi, nilai-nilai dan proses interaksinya.
- Karena sosiologi memiliki objek kajian yang jelas yaitu fakta social. Fakta social adalah cara bertindak, berfikir dan merasa yang berada diluar individu dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya
- - sosiologi-ilmu ekonomi
ekonomi mempelajari usaha-usaha manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan materiilnya, sementara sosiologi mempelajari unsure-unsur dalam masyarakat secara keseluruhan
- sosiologi-ilmu politik
Ilmu politik pada dasarnya mempelajari daya upaya untuk memperoleh, mempertahankan, dan menggunakan kekuasaan, sementara sosiologi memusatkan perhatiannyapada segi-segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola yang juga umum. Bagi sosiologi, soal daya upaya untuk mendapatkan kekuasaan digambarkan sebagai salah satu bentuk persaiangan, pertikaian, atau konflik.
- a. empiris. mlakukan kegiatan masyarakat didasarkan pada hasil observasi,
tidak spekulatif. Dan hanya menggunakan akal sehat (commonsense).
b. teoritis. Menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi
b. teoritis. Menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi
c. akumulatif. Berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki,
memperluas, dan memperhalus teori teori lama.
d. non-etis. Menjelaskan fakta-fakta secara analitis
- Sosiologi memfokuskan diri pada hubungan-hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Objek studi sosiologi menunjuk pada sejumlah manusia yang telah sekian lama hidup bersama dan mereka menciptakan berbagai peraturan pergaulan hidup sehingga membentuk kebudayaan.
- Ciri-ciri masyarakat :
1. sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama
2. manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu kesatuan.
3. Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu sistem hidup bersama
- 1. Metode kualitatif mengutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian
hasil penelitian tidak dapat di ukur dengan angka
2. Metode kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang
diukur dengan skala, indeks, tabel, atau uji statistik.
8. Karena fungsionalisme adalah suatu metode analisis unik yang menentukan asumsi tentang sifat alami yang nyata dan menggunakan strategi khusus untuk mengembangkan teori tentang asumsi tersebut. Asumsi yang dihasilkan tersebut sangat berguna dalam pengembangan teori tentang bagaimana pola-pola organisasi manusia dibentuk, ditegakkan maupun dilakukan perubahan.
Subscribe to:
Posts (Atom)